Jelajahi Web

Waham Kebesaran, Penyakit Politisi Kekinian


Ketika demokrasi terbuka lebar tanpa filter, negeri kita terjangkit penyakit yang mengerikan. Satu penyakit yang umum tidak ketahui, namun sejatinya akan menggiring negeri ini ke lubang hitam.

Nama penyakitnya adalah waham kebesaran. Waham sendiri dalam dunia kedokteran dikenal dengan gangguan mental kejiwaan.

Secara kasat mata, penyakit ini tidaklah berbahaya bagi penderita ataupun orang lain di sekitar penderitanya. Namun, waham bisa merusak sistem di sendi kehidupan masyarakat, perlahan atau cepat.

Penulis mengetahui adanya penyakit ini setelah berdiskusi panjang mengenai masa depan partai politik. Dimana sistem rekrutmen parpol saat ini menjadi sangat terbuka tanpa ada satu aturan yang mengaturnya.

Asal ada modal, punya basis massa, populer, tanpa mengenal kualitas figurnya, partai politik main pasang. Outputnya pun terasa di saat ini.

Kebanyakan -- utamanya di daerah -- kualitas politisi yang mendapat kue di rumah rakyat tidak sesuai harapan. Sampai-sampai lembaga legislatif nyaris tak memberi sumbangsi besar terhadap pembangunan.

Parahnya lagi, lembaga yang dulunya disegani dan tempat warga mengadukan masalahnya malah melahirkan situasi distrust. Sehingga, tempat itu dipandang biasa-biasa saja.

Teman dokter berpendapat, hilangnya kepercayaan atau berkurangnya kepercayaan terhadap lembaga legislatif di daerah lantaran penyakit waham kebesaran. Waham sendiri memiliki ciri-ciri seperti tidak realistik, tidak logis, menetap, egosentris, diyakini kebenarannya oleh penderita, tidak dapat dikoreksi, dan beberapa lainnya.

Khusus waham kebesaran juga dikenal dengan delusion of grandiosty adalah situasi dimana penderita meyakini dirinya orang penting dan berpengaruh, memiliki kekuatan terpendam, dan dia juga merasa orang berpengaruh sepanjang sejarah.

Perilaku waham kebesaran itu dikatakan teman itu bertentang dengan kenyataan yang ada. Sehingga menurutnya hal semacam ini bisa merusak tatanan yang ada.

Dikatakan teman dokter itu, waham kebesaran dapat dihindari dengan sadar setiap individu selalu mengevaluasi diri. Sebab, waham kebesaran secara tidak langsung bisa menjangkiti siapa saja.

Palopo 17 Juni 2016

Samsudar Syam

0 Response to "Waham Kebesaran, Penyakit Politisi Kekinian "